Isnin, 6 November 2017

IMAM SYAFII

IMAM SYAFI’I


Kebanyakan ahli sejarah berpendapat bahwa Imam Syafi’i lahir di Gaza, Palestina, namun diantara pendapat ini terdapat pula yang menyatakan bahwa dia lahir di Asqalan; sebuah kota yang berjarak sekitar tiga farsakh dari Gaza. Menurut para ahli sejarah pula, Imam Syafi’i lahir pada tahun 150 H, yang mana pada tahun ini wafat pula seorang ulama besar Sunni yang bernama Imam Abu Hanifah.

NASAB

Imam Syafi’i merupakan keturunan dari al-Muththalib, jadi dia termasuk ke dalam Bani Muththalib. Nasab Beliau adalah Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin As-Sa’ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Mutthalib bin Abdulmanaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah di Abdul-Manaf.

Dari nasab tersebut, Al-Mutthalib bin Abdi Manaf, kakek Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie, adalah saudara kandung Hasyim bin Abdi Manaf kakek Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam .

Kemudian juga saudara kandung Abdul Mutthalib bin Hasyim, kakek Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam , bernama Syifa’, dinikahi oleh Ubaid bin Abdi Yazid, sehingga melahirkan anak bernama As-Sa’ib, ayahnya Syafi’. Kepada Syafi’ bin As-Sa’ib radliyallahu `anhuma inilah bayi yatim tersebut dinisbahkan nasabnya sehingga terkenal dengan nama Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie Al-Mutthalibi. Dengan demikian nasab yatim ini sangat dekat dengan Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam .

Bahkan karena Hasyim bin Abdi Manaf, yang kemudian melahirkan Bani Hasyim, adalah saudara kandung dengan Mutthalib bin Abdi manaf, yang melahirkan Bani Mutthalib, maka Rasulullah bersabda:
“ “Hanyalah kami (yakni Bani Hasyim) dengan mereka (yakni Bani Mutthalib) berasal dari satu nasab. Sambil beliau menyilang-nyilangkan jari jemari kedua tangan beliau.” (HR. Abu Nu’aim Al-Asfahani dalam Hilyah nya juz 9 hal. 65 – 66). ”

MASA BELAJAR

Setelah ayah Imam Syafi’i meninggal dan dua tahun kelahirannya, sang ibu membawanya ke Mekah, tanah air nenek moyang. Ia tumbuh besar di sana dalam keadaan yatim. Sejak kecil Syafi’i cepat menghafal syair, pandai bahasa Arab dan sastra sampai-sampai Al Ashma’i berkata,”Saya mentashih syair-syair bani Hudzail dari seorang pemuda dari Quraisy yang disebut Muhammad bin Idris,” Imam Syafi’i adalah imam bahasa Arab.

BELAJAR DI MAKKAH

Di Makkah, Imam Syafi’i berguru fiqh kepada mufti di sana, Muslim bin Khalid Az Zanji sehingga ia mengizinkannya memberi fatwah ketika masih berusia 15 tahun. Demi ia merasakan manisnya ilmu, maka dengan taufiq Allah dan hidayah-Nya, dia mulai senang mempelajari fiqih setelah menjadi tokoh dalam bahasa Arab dan sya’irnya. Remaja yatim ini belajar fiqih dari para Ulama’ fiqih yang ada di Makkah, seperti Muslim bin khalid Az-Zanji yang waktu itu berkedudukan sebagai mufti Makkah.

Kemudian beliau juga belajar dari Dawud bin Abdurrahman Al-Atthar, juga belajar dari pamannya yang bernama Muhammad bin Ali bin Syafi’, dan juga menimba ilmu dari Sufyan bin Uyainah.

Guru yang lainnya dalam fiqih ialah Abdurrahman bin Abi Bakr Al-Mulaiki, Sa’id bin Salim, Fudhail bin Al-Ayyadl dan masih banyak lagi yang lainnya. Dia pun semakin menonjol dalam bidang fiqih hanya dalam beberapa tahun saja duduk di berbagai halaqah ilmu para Ulama’ fiqih sebagaimana tersebut di atas.

BELAJAR DI MADINAH

Kemudian beliau pergi ke Madinah dan berguru fiqh kepada Imam Malik bin Anas. Ia mengaji kitab Muwattha’ kepada Imam Malik dan menghafalnya dalam 9 malam. Imam Syafi’i meriwayatkan hadis dari Sufyan bin Uyainah, Fudlail bin Iyadl dan pamannya, Muhamad bin Syafi’ dan lain-lain.

Di majelis beliau ini, si anak yatim tersebut menghapal dan memahami dengan cemerlang kitab karya Imam Malik, yaitu Al-Muwattha’ . Kecerdasannya membuat Imam Malik amat mengaguminya. Sementara itu As-Syafi`ie sendiri sangat terkesan dan sangat mengagumi Imam Malik di Al-Madinah dan Imam Sufyan bin Uyainah di Makkah.

Beliau menyatakan kekagumannya setelah menjadi Imam dengan pernyataannya yang terkenal berbunyi: “Seandainya tidak ada Malik bin Anas dan Sufyan bin Uyainah, niscaya akan hilanglah ilmu dari Hijaz.” Juga beliau menyatakan lebih lanjut kekagumannya kepada Imam Malik: “Bila datang Imam Malik di suatu majelis, maka Malik menjadi bintang di majelis itu.” Beliau juga sangat terkesan dengan kitab Al-Muwattha’ Imam Malik sehingga beliau menyatakan: “Tidak ada kitab yang lebih bermanfaat setelah Al-Qur’an, lebih dari kitab Al-Muwattha’ .” Beliau juga menyatakan: “Aku tidak membaca Al-Muwattha’ Malik, kecuali mesti bertambah pemahamanku.”

Dari berbagai pernyataan beliau di atas dapatlah diketahui bahwa guru yang paling beliau kagumi adalah Imam Malik bin Anas, kemudian Imam Sufyan bin Uyainah. Di samping itu, pemuda ini juga duduk menghafal dan memahami ilmu dari para Ulama’ yang ada di Al-Madinah, seperti Ibrahim bin Sa’ad, Isma’il bin Ja’far, Atthaf bin Khalid, Abdul Aziz Ad-Darawardi. Ia banyak pula menghafal ilmu di majelisnya Ibrahim bin Abi Yahya. Tetapi sayang, guru beliau yang disebutkan terakhir ini adalah pendusta dalam meriwayatkan hadits, memiliki pandangan yang sama dengan madzhab Qadariyah yang menolak untuk beriman kepada taqdir dan berbagai kelemahan fatal lainnya. Sehingga ketika pemuda Quraisy ini telah terkenal dengan gelar sebagai Imam Syafi`ie, khususnya di akhir hayat beliau, beliau tidak mau lagi menyebut nama Ibrahim bin Abi Yahya ini dalam berbagai periwayatan ilmu.

DI YAMAN

Imam Syafi’i kemudian pergi ke Yaman dan bekerja sebentar di sana. Disebutkanlah sederet Ulama’ Yaman yang didatangi oleh beliau ini seperti: Mutharrif bin Mazin, Hisyam bin Yusuf Al-Qadli dan banyak lagi yang lainnya. Dari Yaman, beliau melanjutkan tour ilmiahnya ke kota Baghdad di Iraq dan di kota ini beliau banyak mengambil ilmu dari Muhammad bin Al-Hasan, seorang ahli fiqih di negeri Iraq. Juga beliau mengambil ilmu dari Isma’il bin Ulaiyyah dan Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi dan masih banyak lagi yang lainnya.

DI BAGHDAD, IRAQ

Kemudian pergi ke Baghdad (183 dan tahun 195), di sana ia menimba ilmu dari Muhammad bin Hasan. Ia memiliki tukar pikiran yang menjadikan Khalifah Ar Rasyid.

DI MESIR

Imam Syafi’i bertemu dengan Ahmad bin Hanbal di Mekah tahun 187 H dan di Baghdad tahun 195 H. Dari Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Syafi’i menimba ilmu fiqhnya, ushul madzhabnya, penjelasan nasikh dan mansukhnya. Di Baghdad, Imam Syafi’i menulis madzhab lamanya (madzhab qodim). Kemudian beliu pindah ke Mesir tahun 200 H dan menuliskan madzhab baru (madzhab jadid). Di sana beliau wafat sebagai syuhadaul ilm di akhir bulan Rajab 204 H.

KARYA TULIS

Salah satu karangannya adalah “Ar Risalah” buku pertama tentang ushul fiqh dan kitab “Al Umm” yang berisi madzhab fiqhnya yang baru. Imam Syafi’i adalah seorang mujtahid mutlak, imam fiqh, hadis, dan ushul. Ia mampu memadukan fiqh ahli Irak dan fiqh ahli Hijaz. Imam Ahmad berkata tentang Imam Syafi’i,”Beliau adalah orang yang paling faqih dalam Al Quran dan As Sunnah,” “Tidak seorang pun yang pernah memegang pena dan tinta (ilmu) melainkan Allah memberinya di ‘leher’ Syafi’i,”. Thasy Kubri mengatakan di Miftahus sa’adah,”Ulama ahli fiqh, ushul, hadits, bahasa, nahwu, dan disiplin ilmu lainnya sepakat bahwa Syafi’i memiliki sifat amanah (dipercaya), ‘adaalah (kredibilitas agama dan moral), zuhud, wara’, takwa, dermawan, tingkah lakunya yang baik, derajatnya yang tinggi. Orang yang banyak menyebutkan perjalanan hidupnya saja masih kurang lengkap,”

MAZHAB SYAFI’I

Dasar madzhabnya: Al Quran, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Beliau juga tidak mengambil Istihsan (menganggap baik suatu masalah) sebagai dasar madzhabnya, menolak maslahah mursalah, perbuatan penduduk Madinah. Imam Syafi’i mengatakan,”Barangsiapa yang melakukan istihsan maka ia telah menciptakan syariat,”. Penduduk Baghdad mengatakan,”Imam Syafi’i adalah nashirussunnah (pembela sunnah),”

Al-Hujjah

Kitab “Al Hujjah” yang merupakan madzhab lama diriwayatkan oleh empat imam Irak; Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, Za’farani, Al Karabisyi dari Imam Syafi’i.

Al-Umm


Sementara kitab “Al Umm” sebagai madzhab yang baru Imam Syafi’i diriwayatkan oleh pengikutnya di Mesir; Al Muzani, Al Buwaithi, Ar Rabi’ Jizii bin Sulaiman. Imam Syafi’i mengatakan tentang madzhabnya,”Jika sebuah hadits shahih bertentangan dengan perkataanku, maka ia (hadis) adalah madzhabku, dan buanglah perkataanku di belakang tembok,”

JENIS-JENIS NAJIS DALAM ISLAM

JENIS-JENIS NAJIS

Terdapat 2 jenis najis yang boleh diklasifikasikan dalam Islam iaitu:

NAJIS MUGHALLAZAH

Iaitu anjing dan babi serta segala anggota tubuh badannya. Cara menyucikannya ialah dengan menyiram sekali air tanah atau lumpur dan 6 kali dengan air yang bersih

NAJIS MUKHAFFAFAH
Iaitu najis ringan seperti air kencing kanak-kanak lelaki yang berumur 2 tahun kebawah dan hanya memakan susu ibunya sahaja. Cara menyucikannya ialah memadai dengan memercikkan air ke atas benda yang terkena najis itu kemudian lapkannya

NAJIS MUTAWASSITAH
Iaitu najis pertengahan. Najis ini terbahagi kepada dua bahagian :

(a) Hikmiah adalah najis yang kita yakini adanya tetapi tidak nyata zatnya seperti air kencing yang sudah lama kering hinggakan sifatnya sudah hilang. Najis ini disucikan dengan mengalirkan ari keatasnya

(b) ‘Ainah adalah najis yang dicuci dengan menghilangkan dan membersihkan semua zatnya

HIMPUNAN NAMA-NAMA INDAH DALAM ISLAM UNTUK PEREMPUAN BERMULA HURUF E DAN F

Adalah menjadi hak anak dan kewajipan yang mesti dipenuhi oleh ibubapa memberikan nama yang baik kepada bayi yang baru dilahirkan. Memberikan seseorang nama-nama yang baik dan elok menjadi tuntutan Islam dan budaya Melayu. Peribahasa ada menyatakan bahawa;

“Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama”.

Dalam satu majlis, seorang anak menemui Khalifah Umar dan bertanya mengenai hak seorang anak ke atas bapanya, beliau telah menjelaskan:

“Memilih ibunya, memperelokkan namanya dan mengajarkan kepadanya al-Quran.”

Sebab itu setiap pemilihan, sebaik-baiknya ada tujuan dan dengan maksud yang boleh menjadi atau mengandungi doa, boleh dipercayai serta berkaitan pula dengan pembentukan sahsiah anak tersebut.


Kekal Sehingga Akhirat.

Islam menganjurkan pemilihan nama yang baik, kerana ia lambang identiti seseorang dan nama itulah ia akan dikenali sepanjang hayat dan menjadi sebutan sampai ke hari akhirat. Apabila orang memanggilnya dengan nama tersebut, maka pada sepanjang hayatnya, mereka seolah-olah berdoa untuk anak tersebut.

Seorang Muslim wajib percaya kepada hari kebangkitan dan perlu mengakui bahawa nama yang diberikan kepada anak di dunia akan kekal digunakan di akhirat.

Abu Darda ada meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda:

”Sesungguhnya kamu akan diseru/dipanggil pada hari Kiamat nanti dengan nama-nama kamu dan juga nama bapa-bapa kamu, maka perelokkanlah nama-nama kamu.” (Riwayat Imam Abu Daud dari Abu Dardak r.a.)


HIMPUNAN NAMA-NAMA INDAH DALAM ISLAM UNTUK PEREMPUAN BERMULA HURUF E DAN F


NAMA                          MAKSUD DALAM BAHASA ARAB

Eijaz                              Keajaiban
Eliya                              Yang cantik dan membesar dalam ketenangan dan 
                                        kasih sayang
Eliza                              Unik, sangat bermakna
Elma                              Buah Epal
Ermina                         Peramah
Eryna                            Perempuan cantik
Eshal                            Bunga syurga
Ezzah                           Seseorang yang memberikan kehormatan,rasa 
                                       hormat


HIMPUNAN NAMA-NAMA INDAH DALAM ISLAM UNTUK PEREMPUAN BERMULA HURUF F

NAMA                          MAKSUD DALAM BAHASA ARAB
Faadhilah                    Yang Mulia
Faaeqa                          Paling baik
Fadhilah                       Kemuliaan, kelebihan, keutamaan
Fadhlah                        Mulia
Fadiah                          Pembela
Fadilah                         Yang mulia, murah hati, yg utama
Fadiyah                        Menyelamatkan, tebusan
Fadwa                          Penyelamat, pengorbanan suci, penebus
Fadwah                        Penyelamat, pengorbanan suci, penebus
Faeezah                       Pemimpin
Faghira                        Bunga melur
Fahimah                      Yang bijak, memahami
Fahmidah                    Cerdik, bijak
Faida                            Manfaat
Faidah                         Untung, laba
Faidh                            Melimpah, mengalir
Faiha                            Banyak kelebihan
Faihanah                     Harum, wangi
Faiqa                            Terkenal, terkemuka, bangun
Faiqah                          Mengungguli
Faiqihah                       Pandai, pintar
Fairuz                           Batu permata yang berwarna biru agak
                                       kehijau-hijauan
Faizah                          Menang, berjaya
Faizia                            Berjaya
Fajriyah                       Cahaya terang


Fakeehah                     Menyenangkan, sedap
Fakhira                        Agung, termasyur
Fakhirah                      Kebanggaan
Fakhrani                      Nisbah
Fakhriah                      Kemegahan
Fakhriyah                    Kebanggaan
Falah                            Berjaya, beruntung
Falilah                          Yang beruntung
Falisha                         Menyenangkan

Faqihah                        Yang mengerti, ahli fiqh, bijaksana

Farah                            Kegirangan, kesenangan, kebahagiaan
Farha                            Bahagia
Farhah                         Kegirangan
Farhana                       Riang gembira, senang
Farhanah                     Riang gembira, bergembira, senang
Fariaah                         Tinggi, mulia
Faridah                        Yang istimewa, tunggal, permata yang mahal
Fariha                           (Dia) merasa gembira
Farihah                        Riang, sukacita, gembira
Farisah                         Pengemudi mahir
Farizah                         Jelas
Farwizah                     Menang, berjaya
Farzana                        Bijak, pandai
Farzanah                     Petunjuk agung
Fashahah                     Fasih berbicara

Fasihah                        Fasih bercakap

Fatanah                        Kebijaksanaan
Fataniah                       Bijak
Fateen                          Bijak
Fathiah                         Pembukaan, kemenangan
Fatihah                         Pembuka
Fatima                          Putri Rasulullah SAW, yang tidak menyusu lagi
Fatimah                       Putri Rasulullah SAW, yang tidak menyusu lagi
Fatin                              Menarik, mempesona, mengagumkan
Fatina                           Menarik
Fatinah                         Bijaksana, mengagumkan, menarik perhatian
Fatini                            Bijaksana
Fatma                           Pemberian
Fatnin                           Bijak
Fatnun                         Bijak
Fatunah                       Bijak

Faudah                         Buah hati
Fauzah                         Berjaya, berhasil
Fauziah                        Kemenangan
Fauziyah                      Kemenangan

Fawziyyah                   Berjaya
Fayruz                          Batu permata yang berwarna biru agak
                                       kehijau-hijauan
Fazia                             Kemenangan
Fellah                           Bunga melati
Femida                         Bijak

Fida                               Pengorbanan
Fikriyah                       Bijak, pandai, pemikiran
Filzah                           Belahan jiwa
Firdaus                        Nama syurga tertinggi
Firdawsi                      Nama syurga tertinggi
Firjani                          Hilang duka
Firuz                             Yang indah
Firyal                            Nama Putri kerajaan Mesir
Firzanah                      Pintar, bijak
Fitiya                            Suci
Fitriyah                        Fitrah kemanusiaan
Fityah                           Orang muda

Fityati                           Orang muda

HIMPUNAN NAMA-NAMA INDAH DALAM ISLAM UNTUK PEREMPUAN BERMULA HURUF D

Adalah menjadi hak anak dan kewajipan yang mesti dipenuhi oleh ibubapa memberikan nama yang baik kepada bayi yang baru dilahirkan. Memberikan seseorang nama-nama yang baik dan elok menjadi tuntutan Islam dan budaya Melayu. Peribahasa ada menyatakan bahawa;

“Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama”.

Dalam satu majlis, seorang anak menemui Khalifah Umar dan bertanya mengenai hak seorang anak ke atas bapanya, beliau telah menjelaskan:

“Memilih ibunya, memperelokkan namanya dan mengajarkan kepadanya al-Quran.”

Sebab itu setiap pemilihan, sebaik-baiknya ada tujuan dan dengan maksud yang boleh menjadi atau mengandungi doa, boleh dipercayai serta berkaitan pula dengan pembentukan sahsiah anak tersebut.


Kekal Sehingga Akhirat.

Islam menganjurkan pemilihan nama yang baik, kerana ia lambang identiti seseorang dan nama itulah ia akan dikenali sepanjang hayat dan menjadi sebutan sampai ke hari akhirat. Apabila orang memanggilnya dengan nama tersebut, maka pada sepanjang hayatnya, mereka seolah-olah berdoa untuk anak tersebut.

Seorang Muslim wajib percaya kepada hari kebangkitan dan perlu mengakui bahawa nama yang diberikan kepada anak di dunia akan kekal digunakan di akhirat.

Abu Darda ada meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda:

”Sesungguhnya kamu akan diseru/dipanggil pada hari Kiamat nanti dengan nama-nama kamu dan juga nama bapa-bapa kamu, maka perelokkanlah nama-nama kamu.” (Riwayat Imam Abu Daud dari Abu Dardak r.a.)


HIMPUNAN NAMA-NAMA INDAH DALAM ISLAM UNTUK PEREMPUAN BERMULA HURUF D


NAMA                          MAKSUD DALAM BAHASA ARAB

Daaimah                      Tetap, Langgeng
Daaiyah                        Juru dakwah
Daamah                       Tiang, Pilar
Daawah                        Seruan, panggilan, ajakan, jamuan
Dabayinah                   Nisbah
Dafinah                        Kekayaan yang tersembunyi
Dahab                           Emas
Dahimah                      Kuat, tangkas
Dahiyah                       Pintar
Dahlia                           Nama sejenis bunga
Dahmani                      Nisbah
Dalal                              Petunjuk, manja, memanjakan
Dalia                              Pohon anggur, sejenis bunga - dahlia
Dalidah                        Keturunan mulia
Dalila                            Petunjuk, dalil, alasan
Dalilah                         Petunjuk, bukti
Dalilati                         Pemimpin
Dalili                             Petunjuk, manja, memanjakan
Daliyah                        Pohon anggur
Damaris                       Wanita yg sopan dan santun (Yunani)
Damiaa                         Baik dan berkat
Dana                              Cerdas, bijak
Danah                           Batu yang bernilai tinggi
Daneen                         Puteri
Dania                            Hampir
Daniyah                       Dekat sekali, Buah yang mudah dipetik
Dara                              Perawan
Darayani                      Mengetahui
Dariah                          Yang mengetahui, lemah lembut
Darin                            Nama Bunga
Darina                          Nama suatu bunga
Darirah                        Lemah lembut
Darisa                           Pembaca, pelajar
Dariyah                        Lemah-lembut
Darsah                         Faham, hafal
Darwisyah                  Ahli tasawuf
Daulah                         Kerajaan
Dawama                      Berkekalan, terus menerus
Dayana                        Yang gagah perkasa
Dayani                         Kepatuhanku, ketaatanku


Deeba                           Sutera
Deema                          Awan mendung
Delisha                         Gembira dan membuat orang lain gembira


Dhabitah                      Cakap, kuat ingatan
Dhafwatul                    Aisy  Kesenangan dan kelapangan hidup
Dhahikah                     Yang suka tertawa, batu putih diatas gunung
Dhaifah                        Tamu
Dhaliah                        Keras dan kuat
Dhamanah                   Jaminan
Dhamirah                    Jiwa
Dhamrah                     Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Dhaniyah                     Yang bertambah, yang bermutu
Dhia                              Sinaran
Dhiya                            Cahaya, sinar
Dhuha                          Waktu Dhuha
Dhuhwah                     Waktu Dhuha


Diaamah                      Tiang, pilar
Dian                              Cahaya
Dianah                         Agama
Dina                              Keagamaan
Dinah                           Ketaatan, adat
Dinar                            Wang emas
Dini                               Agamaku
Diya                              Terang, cahaya
Diyana                          Agama
Diyari                           Kurnia


Duha                             Waktu dhuha
Durar                           Batu permata, Mutiara
Durrah                         Mutiara
Durrani                        Permataku
Durriyah                      Mutiara, cahaya mutiara, cemerlang, cerdas
Duwaijah                     Teladan


Dzahabiyah                Memiliki sifat emas
Dzaibah                       Menghalau
Dzakirah                      Yang mengingati Allah (dari perkataan zikir)
Dzakiyah                     Pandai, cerdas, merah padam
Dzariaah                      Jalan, wasilah
Dzihni                          Pemahamanku, pengertianku
Dzihniyah                    Menurut akal
Dzikra                          Peringatan, pengajaran